🎶 Sandiwarakah
selama ini setelah sekian lama kita telah bersama. Inikah akhir cerita
cinta yg selalu aku banggakan di depan mereka.🎶
Dulu, satu hari
lalu aku pernah memberitahumu perihal luka yg aku punya. Luka yg aku
terima oleh sebab ketergesaan. Ketidakmampuanku mengolah antara logika
dan perasaan, yang akhirnya membawaku pada penyesalan. Ya, menyesal
bukan karena cinta yg aku berikan, namun menyesal karena telah
memberikannya pada seseorang yg tak pantas menerimanya. Oleh sebab itu,
aku terlalu hati-hati dalam menjatuhkan hati, saat ini. Hingga kamu
hadir mengetuk rapatnya pintu hati. Meyakinkanku untuk menempatkanmu
dihatiku, sebagai satu-satunya yg ada. ~disaat kamu menjadikanku salah
satunya, ternyata~
Tuan, bukan perkara mudah untukku memutuskan hal itu. Hati-hati, berulang kali aku mepertimbangkan dengan logika juga hati. Aku menerimamu, tanpa pernah bersu'udzon terhadapmu. Dan, perlahan aku mulai menyayangimu. Menyibukkan diri demi menunggu sela waktumu.
Aku abai pada segala hal tak terduga yg mungkin akan memisahkan kita. Termasuk kehadirannya; wanita di masa lalumu.
Tuan, bukan perkara mudah untukku memutuskan hal itu. Hati-hati, berulang kali aku mepertimbangkan dengan logika juga hati. Aku menerimamu, tanpa pernah bersu'udzon terhadapmu. Dan, perlahan aku mulai menyayangimu. Menyibukkan diri demi menunggu sela waktumu.
Aku abai pada segala hal tak terduga yg mungkin akan memisahkan kita. Termasuk kehadirannya; wanita di masa lalumu.
Tuan .. Aku tak
pernah menyangka bila ini semua kan terjadi. Nyatanya aku tak lebih dari
pemeran pengganti yg akan segera tersisih ketika sang pemeran utama
telah kembali. Apa salahku, Tuan? Apa sebab kamu begitu tega membawaku
pada skenario yg memuakkan ini? Kau ucap cinta. Kau bilang sayang.
Namun, itu semua tak lebih dari sebuah kebohongan.
Selamat, Tuan! Kau berhasil menuntaskan skenariomu, dengan akhir; Kau yg bahagia bersamanya. Aku pergi, permisi.
19 April 2017, Sehari Tanpamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar