Sebelum kamu, aku pernah begitu ragu. Sebelum kamu, aku abai pada sembilu. Selepas kamu, aku percaya; Tak akan pergi andai dihargai.
Jumat, 28 April 2017
Rasa yang tak terbayangkan ..
Lagi lagi teringatkan akan kamu.
Hal sederhana yg nyatanya mampu membangkitkan kenangan lalu. Memaksa selapis tipis cairan mengalir dari mataku.
Kau ingat, Tuan? Malam itu, sebelum kamu mengutarakan rentetan kalimat maha dahsyat yg seketika memporakporandakan hatiku. Aku memintamu menghentikan laju motor di depan sebuah minimarket. Aku meminta ini, minuman yogurt kemasan.
Aku ingat betul bagaimana caramu memanggilku sewaktu ingin memberitahuku, rasa yang aku mau kebetulan sedang kosong, tak tersedia di etalase pendingin.
"Mbil, mix berry kosong. Gantos mix fruit nopo blueberry?" katamu waktu itu.
"Mix fruit mawon" jawabku menyunggingkan senyum.
Siapa sangka, itu adalah malam terakhir kebersamaan kita 😢
Tuan .. Aku rindu ..
Benar² merindukanmu ..
Rasa yg tak pernah terbayangkan olehku, jauh lebih asam dari rasa yogurt ini. Terima kasih, Capt.
Akhir Cerita Cinta 🎶
🎶 Sandiwarakah
selama ini setelah sekian lama kita telah bersama. Inikah akhir cerita
cinta yg selalu aku banggakan di depan mereka.🎶
Dulu, satu hari
lalu aku pernah memberitahumu perihal luka yg aku punya. Luka yg aku
terima oleh sebab ketergesaan. Ketidakmampuanku mengolah antara logika
dan perasaan, yang akhirnya membawaku pada penyesalan. Ya, menyesal
bukan karena cinta yg aku berikan, namun menyesal karena telah
memberikannya pada seseorang yg tak pantas menerimanya. Oleh sebab itu,
aku terlalu hati-hati dalam menjatuhkan hati, saat ini. Hingga kamu
hadir mengetuk rapatnya pintu hati. Meyakinkanku untuk menempatkanmu
dihatiku, sebagai satu-satunya yg ada. ~disaat kamu menjadikanku salah
satunya, ternyata~
Tuan, bukan perkara mudah untukku memutuskan hal itu. Hati-hati, berulang kali aku mepertimbangkan dengan logika juga hati. Aku menerimamu, tanpa pernah bersu'udzon terhadapmu. Dan, perlahan aku mulai menyayangimu. Menyibukkan diri demi menunggu sela waktumu.
Aku abai pada segala hal tak terduga yg mungkin akan memisahkan kita. Termasuk kehadirannya; wanita di masa lalumu.
Tuan, bukan perkara mudah untukku memutuskan hal itu. Hati-hati, berulang kali aku mepertimbangkan dengan logika juga hati. Aku menerimamu, tanpa pernah bersu'udzon terhadapmu. Dan, perlahan aku mulai menyayangimu. Menyibukkan diri demi menunggu sela waktumu.
Aku abai pada segala hal tak terduga yg mungkin akan memisahkan kita. Termasuk kehadirannya; wanita di masa lalumu.
Tuan .. Aku tak
pernah menyangka bila ini semua kan terjadi. Nyatanya aku tak lebih dari
pemeran pengganti yg akan segera tersisih ketika sang pemeran utama
telah kembali. Apa salahku, Tuan? Apa sebab kamu begitu tega membawaku
pada skenario yg memuakkan ini? Kau ucap cinta. Kau bilang sayang.
Namun, itu semua tak lebih dari sebuah kebohongan.
Selamat, Tuan! Kau berhasil menuntaskan skenariomu, dengan akhir; Kau yg bahagia bersamanya. Aku pergi, permisi.
19 April 2017, Sehari Tanpamu.
Kamis, 27 April 2017
Caraku Mengabadikanmu ..
Entah atas dasar apa aku mengabadikanmu dalam tiap aksaraku. Yang aku tau, aku butuh tempat untuk mencurahkan segala rasaku ~selain padaNya, tentu saja.
Tuan .. Aku kelimpungan mencari pengalihan sesak di dadaku. Aku lebam dihajar rindu tiap waktu.
Aku kelelahan mengurai air mata di tiap sujudku. Hanya karena kamu. Ya, kamuku yang dulu.
Tuan .. Seandainya saja waktu kembali mempertemukan kau dan aku, akankah sanggup aku memintamu untuk tak beranjak pergi meninggalkanku? Mampukah aku meluapkan segala rasa, asa juga derita oleh sebabmu.
Tuan .. Seandainya waktu itu kamu mampu, menangkap isyarat dibalik kedua bola mataku. Isyarat dibalik sorot mata yang meminta untuk kau tetap tinggal, yang mengiba dibalik derai air mata.
Tuan .. Aku mencintaimu, bahakan setelah ketiadaanmu, aku tetap menggilaimu.
Aku ingat, ini bunga yang keempat kalinya darimu. Bunga mawar merah muda, kesukaanku.
Tuan, aku rindu ..
Tuan .. Aku kelimpungan mencari pengalihan sesak di dadaku. Aku lebam dihajar rindu tiap waktu.
Aku kelelahan mengurai air mata di tiap sujudku. Hanya karena kamu. Ya, kamuku yang dulu.
Tuan .. Seandainya saja waktu kembali mempertemukan kau dan aku, akankah sanggup aku memintamu untuk tak beranjak pergi meninggalkanku? Mampukah aku meluapkan segala rasa, asa juga derita oleh sebabmu.
Tuan .. Seandainya waktu itu kamu mampu, menangkap isyarat dibalik kedua bola mataku. Isyarat dibalik sorot mata yang meminta untuk kau tetap tinggal, yang mengiba dibalik derai air mata.
Tuan .. Aku mencintaimu, bahakan setelah ketiadaanmu, aku tetap menggilaimu.
Aku ingat, ini bunga yang keempat kalinya darimu. Bunga mawar merah muda, kesukaanku.
Tuan, aku rindu ..
Langganan:
Postingan (Atom)
Pelukan Penawar ..
Senja tadi, bertemankan secangkir teh hangat, setangkup roti keju, juga sesisir pisang susu. "Vian sudah berangka...
-
Senja tadi, bertemankan secangkir teh hangat, setangkup roti keju, juga sesisir pisang susu. "Vian sudah berangka...
-
Entah atas dasar apa aku mengabadikanmu dalam tiap aksaraku. Yang aku tau, aku butuh tempat untuk mencurahkan segala rasaku ~selain padaNya,...
-
Lagi lagi teringatkan akan kamu. Hal sederhana yg nyatanya mampu membangkitkan kenangan lalu. Memaksa selapis tipis cairan mengalir dar...